Hidupku selama mengikuti live in bisa dikatakan serba
berkekurangan, jelas saja disana aku tak pegang uang sama sekali. Yang susah
adalah saat aku haus, kenapa ? meskipun di tempat tinggal ortu angkatku ada
air, tetapi aku gak suka. Buset air rumah ortu angkatku itu rasanya aneh
banget, saat diminum itu rasanya langu ato bahasa indonesianya seret dan pahit,
maka aku gak suka minum air rumah. Penyebabnya adalah ibu angkatku itu masak
air pake kayu bukan pake gas, maka airnya itu berasa berbeda dan beraroma asap
kayu. Yang bikin repot itu adalah kebutuhan air, banyak sekali cara yang aku
lakukan untuk mendapatkan air putih yang wajar rasanya. Kadang aku mampir
kerumah temanku yang mempunyai air yang segar dan sudah beli air gallon atau
mampir ke rumah teman yang air nya sudah dimasak pake gas, sehingga rasanya itu
lebih wajarlah. Namun lama-lama aku merasa gak enak, jelas aja ibu angkatku itu
tau kalo aku sering maen ke tempat temanku dan sering minta air dan makanan.
Wooo aku jadi gak enak dan semenjak itu gak minta air lagi ke rumah teman.
Senin, 04 Februari 2013
Teringat Judul Lagu “Mau di bawa Kemana”
Lanjutan cerita blogku sebelumnya, live in yang aku
alami ini berasa lama dan sangat membuatku tidak betah lama” tinggal disana,
kenapa ? yang jelas aku gak terbiasa gak membawa uang sama sekali, padahal
dijakarta itu untuk bab aja butuh uang dan belum lagi jika aku kepengen jajan.
Aku sungguh gak enak jika aku minta uang ortu angkatku untuk jajan ataupun ke
mck, sehingga banyak usaha yang aku lakukan untuk mendapatkan uang sehingga
bisa ke mck dan bisa jajan yang jelas. Ngamen adalah salahsatu cara yang aku
lakukan untuk mendapatkan uang. Jika didengar ngamen itu mudah banget dapet
uang, ternyata itu salah banget. Berawal dari rencana mengisi waktu kosong
dimalam hari setelah siangnya bekerja sebagai pemulung, kami ber 10 yang berada
di teluk gong punya rencana untuk ngamen. Awal tujuannya adalah biar senang dan
pastinya dapet duit, ada juga temenku yang ngamen biar dapet rokok. Semangat
kami berkobar untuk ngamen, kami langsung pinjam gitar milik seseorang yang
merupakan kakak angkat Erick temanku.
Sabtu, 02 Februari 2013
Mencari bukan Mencuri
Hari selasa merupakan awal aku mengikuti seluruh
kegiatan yang dijalani ortu angkatku selama live in. Berawal dari bangun pagi
jam 6 aku sudah kaget dengan seluruh badanku yang penuh dengan bintik-bintik
merah akibat gigitan nyamuk, ntah di muka, telinga, kaki dan sampai tangan.
Gatal sih rasanya dan ditambah kondisi yang masih ngantuk akibat tidur gak yang
nyenyak, maklum lah malamnya gak ada yang bilang “sleep tight n nice dream.
good night n gbo” haha. Habis bangun, eh tau-tau bapak angkatku itu sampai
rumah bawa barang sebagor besar, perasaanku kalau ngliatin kan gak enak, trus
aku langsung bantu aja bawa barang carian hari seblumnya, saat aku angkat huuh
ternyata berat banget, 1 bagor itu kalo aku rasa bisa sampai 7 kg woo. Bolak
balik aku angkat barang carian bapak, dan jalannya itu sangatlah becek dan gak
rata gitu, maka udah biasa buat bapak jika kakinya becek, tapi buat aku gak,
aku kliatan jijik dan langsung cuci kaki. Itu yang aku lakukan pagi harinya,
dan aku ngrasa itu sungguh melelahkan dan lemes.
Atap Rumahku Termahal Sedunia
Teluk
gong merupakan sebuah nama lokasi dimana aku mengikuti live in, ya di Jakarta
utara. Banyak sekali prekdisi yang aku bayangkan dimana aku live in, karna
sebelumnya aku belum pernah dengar dan tau persis tempat apa teluk gong itu.
Perjalanannya sangatlah panjang, dari bukit duri itu kami naek bus 213 jurusan
grogol dan perjalanannya itu melewati Jakarta pusat sehingga kami sempat
melihat bangunan-bangunan pencakar langit yang tingi-tinggi dan megah, selain
itu kami juga melewati gedung MPR DPR dan bundaran HI yang sangatlah terkenal.
Saat perjalanan hatiku awalnya terasa senang dan bahagia, sedikit terlupakan
perasaan khawatir akan lokasi live in.
Setelah sampai di gerogol, kami ganti naek metromini
jalur 83 dan busnya lebih kecil ukurannya dibandingkan bus jalur 213.
Perjalanannya gerogol-teluk gong, Kira-kira jam 2 kami sampai di teluk gong,
dan awalnya tidak terlihat rumah-rumah kumuh ataupun orang miskin disekitar
pinggir jalan, tetapi perjalanan belum sampai ternyata, kami harus jalan kaki
lagi dan lumayan jauh, melewati pinggir kali dan melewati bawah jalan told an
berbagai parkiran truk besar. Dan dimana tempat live in ku ? Ternyata tempatnya
sangatlah memprihatinkan, dibawah jalan tol ah kami tinggal sementara dengan
atap jalan tol dan tembok dengan triplek seadanya. Ukuran rumahnya sangatlah
kecil, sekitar 3x3 meter, dan sangatlah sempit jika aku tinggal disana oleh
bapak dan ibu angkatku disana. Tempatnya bisa dikatakan kumuh, mengapa ? yang
jelas depan tempat tinggalku itu adalah tumpukan sampah dan dibelakang tempat
tinggalku itu adalah sungai yang sangat kotor airnya sampai warna airnya itu
hitam dan banyak sampahnya.
Otw Jakarta
Seminggu yang lalu tepat tanggal 27 aku dan
segerombolan teman seangkatan pergi ke Jakarta dengan tujuan merantau alias
ikut orang. Tapi perjalanan menuju ke Jakarta itu sangat berbeda dengan
biasanya, mengapa ? semua barang bawaan itu serba dibatasi dan sangat sedikit
jika dipikir, bayangin aja kami Cuma boleh bawa kaos 4, celana panjang 1,
celana pendek 3 dan celana dalam 4 dan semua barang bawaan itu gak boleh dibawa
pake tas tapi harus pake tas kresek 20 kg, jadi bayangannya itu kami seperti
pemulung yang bawa tas kresek.
Oh iya sebelum berangakat, kamu kumpul dulu disekolah
untuk melakukan cek barang, dan cara pengecekkan itu sangatlah detail, semua
barang diperiksa diraba dilihat ada menyimpan sesuatu apa gak. Yang parah
adalah saat memeriksa anggota badan, kenapa ? untuk memeriksa badan itu, kami
dipaksa telanjang dan hanya tersisakan celana dalam, sehingga sedikit berbau
erotis dengan rabaan seorang guru. Melalui pengecekkan itu, ada barangku yang
disita yaitu celana pendek dan kalung salib, selain itu ada juga barang temanku
yang disita dan lucunya yang disita itu sangat” gak penting sebenarnya kayak
adanya uang seribuan dan pecahan receh. Buat apa coba bawa uang sesedikit itu,
kalo ada niat jelek pasti bawa uang yang banyak sekalianlah.
Live in
Live in merupakan kegiatan sekolahku yang wajib di
ikuti oleh seluruh siswa kelas 11, jadi gak boleh gak ikut. Apa itu live in ?
live in itu semacam kegiatan untuk belajar menjadi seseorang yang kokoh, tegar
dan pekerja keras serta tidak malu, maka live in itu biasanya ditempatkan di
tempat-tempat orang miskin, tersingkir yang serba berkekurangan. Tujuannya biar
kami sebagai seorang laki-laki itu punya rasa peduli, tidak malu, pemberani dan
yang jelas tidak manja. Untuk mau tau cerita pengalamanku saat live in ikuti
terus yang postingan blog setelah ini :D
Langganan:
Postingan (Atom)