
Setiap
kalah maen tiap ronde maka, yang kalah harus membayar uang sesuai ketentuan dan
uang itu akan dikumpulkan dan akan digunakan bersama” untuk jajan di angkringan.
Angkringan yang kami kunjungi itupun selalu sama, yah yang berada disamping
rumah eyangku.
Setiap
sore berjualan sampai larut malam, kami jajan disitu dan karna sering jajan
kami pun samapai akrab dengan penjualnya. “DOMESTOS MRONGOS” itulah panggilan buat
penjual angkringan yang sering kami ejek, knapa nama itu ? berawal dari mukanya
yang lucu, mukanya bulat, matanya besar dan pake kacamata yang seperti anak
culun, dan alas an asli kami sebut Domestos Mrongos yang paling mencolok
dilihat dari giginya yang maju. Gigi maju dalam bahasa jawa sering dipanggil
mrongos dan saat itu kami kepikiran akan brand obat nyamuk bakar, yang namanya
Domestos Nomos. Tentunya saat jajan disana kami tak memanggilnya domestos
mrongos tetapi kami memanggilnya domestos nomos, tetapi dibelakangnya kami
sering ejek dia domestos mrongos. Selain dengan taruhan, kami sering juga maen
kartu dengan hukuman juga. Kadang yang kalah suruh minum kopi hitam tanpa gula,
trus minum teh tanpa gula, trus colek muka pake bedak dan pernah yang kalah
disuruh minum coca cola. Dari situ membuat kami maen kartu itu menyenangkan,
dan menghilangkan rasa bosan yang sekarang aku rasakan di liburan natal tahun
ini -___-“
Tidak ada komentar:
Posting Komentar