Bicara tentang sepeda banyak banget suka duka senang sedih yang pernah aku
alami saat bersepeda. Mau yang suka senang ato duka sedih dulu ? keliatannya
yang duka sedih dulu deh kayak pepatah berakit-rakit dahulu berenang-renang
ketepian artinya yang bersakit-sakit dahulu baru bersenang-senang kemudian.
Cerita sial ku saat bersepeda hampir dikatakan aneh dan konyol. Dimulai saat
aku latihan naek sepeda, awalnya aku dibeliin sepeda roda empat sama bapakku,
secara mudah akupun langsung bisa mengendarainya karna tinggal digenjot saja
dan tidak bakalan jatuh.
Nah saat itu aku seneng banget,
ibaratnya sepeda roda empat itu kaya atv lah. Nah setelah aku bisa naek sepeda
roda empat , aku dibelikan sepeda roda tiga sama bapakku, prosesnya sih sama
kaya waktu belajar naek sepeda roda empat, dengan mudahnya ato sepele aku bisa
naek sepeda tersebut. Saat itu aku seneng banget naek sepeda, kemana-mana aku
selalu naek sepeda. Hingga di umurku di 8 tahun aku masih saja naek sepeda
kecil roda tiga, padahal teman-teman sebayaku sudah dengan handal dan lihai
bisa naek sepeda roda 2. Nah dari situ aku sering di elu-elu (sok resmi) ato di
ejeklah, gini katanya “Hen, mau sampe kapan kamu naek sepeda roda 3 ? mau
sampai Sekolah ?” (padahal aku juga udah sekolah tepatnya kelas 2 SD). Dari
ejekkan temanku aku jadi kepingin belajar naek sepeda roda 2. Kali ini aku
merasakan sulitnya naek sepeda roda 2, awalnya aku naek sepeda roda 2 sambil
bapakku memegangi bagian belakang sepeda agar aku tidak jatuh, saat dilepas
sama bapakku berulang kali aku terjatuh, dan saat itu aku gembeng banget ato
cengeng aku selalu nangis kalo jatuh. Karna aku juga belum bisa naek sepeda ,
aku kemana-mana jadi alu/enggan untuk naek sepeda roda 3 aku mending memilih
untuk jalan kaki meskipun lebih capek tapi setidaknya tidak diejeklah ibaratnya
aku mending memilih harga diri dari pada kecapekan fisik.
Usahaku tidak putus asa, aku smakin rajin ato giat untuk belajar,
kondangnya aku mulai bisa maju jalan naek sepeda kira-kira 2 meter tapi setelah
lebih dari jarak itu aku selalu jatuh. Aku berpikir kalo awal menggenjot sepeda
aku selalu cepat maka aku bisa melaju dengan baik, nah dari situ aku berpikir
gimana kalo aku belajar naek sepeda di jalanan yang menurun agar aku bisa
stabil jalan terus agar tidak disetiap 2 meter aku tidak jatuh. Ide itu
benar-benar aku coba, lokasinya tidak jauh-jauh dari rumahku, aku belajar
sendiri saat itu karena bapakku pastinya kerja dan ibu ku malah asyik nonton tv
kalo siang hari, tontonan terlaris saat itu adalah film bollywod alias
india-india gitu, ibuku sangat gemar nonton film kayak gitu. Kembali ke topik sepeda,
aku langsung membawa sepedaku ke lokasi ( dituntun) , saat au belajar pun aku
juga melihat kondisi sekitar, aku melihat lokasinya sepi ato tidak, karena aku
juga malu jika ketahuan sama teman ku baru belajar naek sepeda roda 2. Nah
sampai di lokasi aku langsung duduk di jok sepeda, mengambil ancang-ancang
untuk menggenjot pedal sepeda. Aku langsung menggenjot dan langsung jalan
dengan mulus dengan kecepatan yang heboh lah ngebut. Nah aku berpikir caraku
belajar naek sepeda ini sukses, aku jadi ketagihan dan berulang-ulang kali aku
mengulanginya. Entah lagi sialnya, saat aku mencoba lagi di lokasi yang sama,
aku kebablasan dan tidak bisa mengontrol sepeda dan rem yang aku tarik malah
putus otomatis aku menabrak tembok rumah tetanggaku dan aku terjatuh sambil
nangis”. Dari kejadian tersebut aku jadi sedikit trauma untuk belajar naek
sepeda.
Lanjut cerita konyol bersepeda di jenjang SMP. Saat TK dan SD aku berangkat
sekolah jalankaki karena lokasinya yang amat dekat dari rumahku tepatnya di
bumijo. Namun berbeda saat SMP, lokasi SMP ku sangatlah jauh dari rumahku, aku
bersekolah di SMPN 2 Yk lokasinya di samping persis gereja kiduloji depan
tamanpintar, kalo dari malioboro masih keselatan. Nah di masa SMP aku
memutuskan untuk berangkat sekolah naek sepeda ( ajar mandiri ). Kalo ke
sekolah aku pasti mempunyai rute yang cepat dan enak untuk menuju sekolah.
Rutenya adalah dari Tugu ke selatan melalui jalan mangkubumi lalu aku juga
melewati malioboro masih ke selatan terus, baru sampai perempatan monumen serangan
1 maret baru ke timur. Kejadian konyol ku bersepeda di masa SMP terjadi saat
aku pulang sekolah, aku melalui jalan malioboro, tau sendiri jalan malioboro
itu ramainya seperti apa, di jalur khusus sepeda banyak sekali andhong yang
mangkal disitu, ada juga becak dan itu membuat jalan semakin sempit. Para
pejaln kaki pun seliweran alias asal lewat dan sembarangan menyeberang. Oh iya
saat SMP aku dibelikan sepeda lagi sama bapakku, saat itu sepeda yang lagi
ngtren adalah sepeda BMX, nah aku pun juga beli speda kayak gitu, yang unik
ruji sepeda ku sangatlah banyak untuk memompa ban saja kesulitan, tapi aku
senenglah dengan sepeda BMX ku. Kembali ke topik, dari sekolah menuju rumahku,
aku naek sepeda dengan kencang , entah becak, andhong semua aku selip, aku seneng
banget kalo menyelip orang lain karna aku ngerasa kaya pemilik ato penguasa
jalan. Nah bodohnya, di jalan malioboro yang begitu semwarutnya aku masih saja
ngebut. Akibatnya aku menabrak mbak-mbak muda remaja ya lumayan cantiklah
hahaha... Salahnya berada pada mbaknya sendiri yang asal nyebrang dan tidak
melihat jalan kalo aku ngebut ( modus menyalahkan). Lucunya berada pada
terjadinya tabrakan, pada saat itu mbaknya memakai rok panjang dengan kaos yang
ngepres jadi keliatan sexy itu tertabrak dan yang pertama tertabrak adalah kaki
dari mbaknya sendiri, mbaknya tertabrak dengan ban sepeda ku yang besar gitu,
lalu saat tertabrak mbaknya jatuh dan lucunya rok nya itu malah terselempit ato
terjepit pada ruji sepeda ku yang sangatlah banyak. Lalu warga sekitar pun
berbondong membantu kami, rok yang dipaki mbaknya pun sulit dilepas, meskipun
sudah dicoba untuk melepasnya secara tanganiah ( tangan).oh iya rok nya mbaknya
itu pada sobek-sobek, huh jadi keliatan tambah sexy gitu, ada juga yang
bolong. Lalu setelah dirapatkan dan dipertimbangkan akhirnya rok
mbaknya di sobek, nah saat di sobek secara paksa , nyobeknya kebablasan sampai
celana dalam mbaknya keliatan ( ssstttt sensor ). Waktu itu warga yang menolong
malah bengong ngeliatin itu di mementum yang pas, dan malah ngacangi aku.
Reaksi mbaknya pun langsung malu dan marah-marah gitu, lalu mbaknya maksa-maksa
aku untuk mengganti rugi atas sobeknya rok tersebut. Tau sendiri sangu ato
bekal sekolah aku hanyalah 5000 ribu per hari dan pada saat itu di dompetku
hanya ada uang 15000 ribu, nah mau gak mau aku hanya bisa memberikan uang 15000
kepada mbaknya, dan tololnya adalah aku membelikan celana yang murah seharga
pas 15000 dan kenapa aku tidak meminta uang dari mbak untuk setidaknya dapat
celana yang lebih layak lah dan celana itu saja dapat murah karena aku pinter
nawar. Saat aku tinggal beli celana, mbaknya pun menunggu sepedaku dengan rok
yang sobek tapi sudah ditutupi gitu. Aku balik ke lokasi kejadian dan
memberikan celana kepada mbaknya, celananya itu celana ¾ untuk cowok gitu. Dan
setelah mbaknya ganti memakai celana, mbaknya kayak orang mau fashion tapi yang
salah kostum. Dengan memakai sepatu model cewek, kaos ketat yang sexy, tapi gak
nyambungnya di celananya yang sebenarnya buat cowok.
Nah itu storyku tentang aku bersama sepedaku, mungkin besok masih ada story
tentang aku dan sepedaku entah suka duka susah senang dan sedih.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar